Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Test link

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 2.3 - COACHING SUPERVISI AKADEMIK

5 min read

Salam dan Bahagia!
Alhamdulillah, sekarang ini kita semua di PGP angkatan 11 sudah menginjak pada modul 2.3. Semoga teman-teman selalu diberikan kesehatan dan bisa mengikuti sampai akhir Modul di Pendidikan Guru Penggerak ini.

Pada Jurnal Refleksi kali ini saya menggunakan Model Refleksi 5R yang dipopulerkan oleh Brain. 5R sendiri terdiri dari langkah-langkah berikut:

Reporting

Pada sesi ini, berbagai aktivitas yang saya lakukan terhubung dengan alur MERDEKA di LMS. Kami memulai dengan tahap "Mulai dari Diri". Tugas ini melibatkan penulisan refleksi tentang pengalaman Supervisi Akademik yang telah dilalui, terutama saat di-supervisi oleh Kepala Sekolah atau Pengawas.

Setelah itu, kami melanjutkan ke alur "Eksplorasi Konsep." Di sini, kami mempelajari berbagai materi mengenai konsep, paradigma, dan prinsip-prinsip dalam coaching serta supervisi akademik yang berorientasi pada paradigma coaching. Kegiatan dilanjutkan dengan sesi "Ruang Kolaborasi," di mana kami bekerja sama dengan fasilitator dan rekan-rekan CGP lainnya. Dalam sesi ini, kami berlatih melakukan coaching secara berpasangan. Saya berpasangan dengan ibu Rifkiyati dari SMP Negeri 1 Kota Probolinggo. Pada awalnya kami agak canggung untuk bekerjasama, karena selama ini mulai dari Ruang Kolaborasi pertama kami baru 1 kali berkelompok. Dan lagi beliau dari lain jenjang. Namun di Ruang Kolaborasi sesi 2 praktik coaching, kami sudah tidak canggung lagi dan dapat berbincang dengan santai.

Kemudian, kami memasuki alur "Demonstrasi Kontekstual," di mana kami kembali melakukan praktik coaching. Kali ini, kami berkolaborasi dalam kelompok berisi empat orang, yaitu bu Nurul, bu Novita, dan pak Andy. kami secara bergantian berperan sebagai coach, coachee, dan supervisor. Praktik ini juga diunggah ke LMS untuk diakses oleh semua peserta.

Selanjutnya, kami berada di alur "Elaborasi Pemahaman." Pada tahap ini, instruktur yang sangat inspiratif memberikan penguatan terhadap konsep coaching yang telah kami pelajari. Kegiatan "Ruang Kolaborasi" kembali diadakan, di mana kami melakukan praktik coaching dengan cara yang sama seperti sebelumnya.

Setelah itu, kami memasuki alur "Koneksi Antar Materi." Dalam alur ini, kami ditugaskan untuk mengaitkan materi coaching dengan pembelajaran berdiferensial dan aspek sosial emosional yang telah dipelajari sebelumnya. Kami juga melaksanakan "Aksi Nyata," yaitu implementasi coaching dalam supervisi akademik di sekolah, yang melibatkan rekan sejawat sebagai coachee.

Sebagai penutup dari rangkaian kegiatan, kami melakukan post-test untuk mengukur pemahaman dan hasil belajar yang telah dicapai. Dengan serangkaian aktivitas ini, pengalaman kami selama minggu ini sangat berharga dan memperkaya pengetahuan serta keterampilan dalam coaching.

Responding

Sebagai Calon Guru Penggerak, saya dipersiapkan untuk menguasai keterampilan coaching yang sangat penting dalam mendukung proses kolaborasi, baik dengan rekan sejawat maupun dengan siswa. Kemampuan coaching ini tidak hanya akan memperkaya wawasan saya, tetapi juga memungkinkan saya untuk lebih memahami dan membantu menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi oleh coachee.

Di masa depan, saya berharap dapat menerapkan konsep dasar coaching ini dalam berbagai aspek, terutama dalam proses supervisi akademik dan dalam membantu siswa mengatasi tantangan yang mereka hadapi. Dengan keterampilan ini, saya percaya bisa menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih mendukung dan responsif, sehingga baik rekan sejawat maupun siswa dapat berkembang secara optimal. Pendekatan ini tidak hanya akan meningkatkan kemampuan saya sebagai pendidik, tetapi juga memberikan dampak positif yang signifikan bagi komunitas sekolah secara keseluruhan.

Relating

Selama mempelajari modul 2.3, saya menemukan bahwa alur MERDEKA sangat membantu dalam memahami materi coaching. Saya menyadari bahwa sebagai seorang coach, penting untuk memiliki keterampilan dalam memahami coachee. Ini dimulai dengan membangun kemitraan yang kuat, di mana saya dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan eksploratif yang mendalam untuk menggali permasalahan yang dihadapi coachee. Selain itu, keterampilan mendengarkan dengan penuh perhatian menjadi krusial agar dapat menciptakan komunikasi yang asertif dan efektif.

Selama proses coaching, seorang coach perlu menyimak dengan seksama apa yang dikatakan oleh coachee, memahami setiap kata yang diucapkan, serta menyadari pentingnya membantu coachee dalam menyelesaikan masalah dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki mereka sendiri. Modul 2.3 ini memiliki keterkaitan yang erat dengan materi dari modul sebelumnya, yang membahas tentang pembelajaran berdiferensial dan pembelajaran sosial emosional. Ketiga konsep ini saling melengkapi dan sangat penting untuk mengasah keterampilan kolaborasi seorang pendidik. Dengan mengintegrasikan pengetahuan dari ketiga modul, saya yakin dapat menjadi pendidik yang lebih efektif, mampu mendukung siswa secara holistik dan memberdayakan mereka dalam menghadapi tantangan belajar.

Reasoning

Sebagai seorang coach, peran kita tidak hanya sebatas menjadi komunikator yang efektif, tetapi juga sebagai pemandu yang membantu coachee dalam merumuskan tindakan dan mencari alternatif solusi yang dapat mereka terapkan. Kami perlu mendorong coachee untuk memilih ide dan membuat keputusan yang tepat, serta membantu mereka menyusun rencana penyelesaian yang jelas, spesifik, dan sesuai dengan kebutuhan mereka.

Penting bagi coach untuk memberikan dukungan dalam menentukan siapa yang dapat dipercaya coachee dalam proses penyelesaian masalah. Kami juga harus mendorong mereka untuk bertanggung jawab atas langkah-langkah nyata yang akan mereka ambil, memastikan bahwa rencana yang disusun sesuai dengan jadwal dan capaian yang telah ditetapkan.

Selain itu, menciptakan lingkungan yang akrab dan nyaman bagi coachee sangatlah penting. Hal ini akan memudahkan mereka untuk berbagi pengalaman dan tantangan yang mereka hadapi. Sebagai coach, membangun kemampuan mendengar secara aktif adalah kunci, dengan cara merasakan apa yang dirasakan oleh coachee. Dengan pendekatan ini, diharapkan coachee dapat merasa didukung dan termotivasi untuk menghadapi masalah mereka, sehingga mereka dapat menemukan solusi yang efektif dan berkelanjutan. Dengan mempertimbangkan semua elemen ini, saya berkomitmen untuk menghadapi situasi serupa di masa depan dengan lebih baik, siap memberikan dukungan yang diperlukan.

Reconstruction

Rencana alternatif pertama yang akan saya terapkan untuk memastikan perencanaan berjalan dengan lancar adalah dengan menggunakan model TIRTA dalam proses coaching. Dalam pendekatan ini, peran saya sebagai coach adalah mendampingi murid dan rekan-rekan dalam mengeksplorasi diri mereka. Ini akan membantu mereka dalam mengidentifikasi kebutuhan belajar serta merumuskan strategi untuk mengatasi masalah yang mereka hadapi.

Dengan menerapkan alur TIRTA, diharapkan coachee dapat merasakan peningkatan kepercayaan diri dan mampu menemukan potensi serta kekuatan yang ada dalam diri mereka. Model ini tidak hanya memberikan kerangka kerja yang jelas untuk proses coaching, tetapi juga menciptakan ruang aman bagi coachee untuk berbagi dan bereksperimen dengan ide-ide baru. Melalui eksplorasi mendalam, mereka akan lebih mampu memahami tantangan yang dihadapi dan menemukan solusi yang lebih efektif.

Ke depan, saya akan terus memperhatikan respons dan perkembangan coachee, sehingga proses ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan individu mereka. Dengan cara ini, saya percaya bahwa setiap sesi coaching dapat menghasilkan pengalaman yang bermakna dan memberdayakan coachee untuk mencapai tujuan belajar mereka dengan lebih efektif.

Demikian Jurnal Refleksi ini saya tulis, Salam Guru Penggerak!

Tergerak, Bergerak, Menggerakkan!!

Guru SD, Dinas Pendidikan & Kebudayaan Kota Probolinggo

Anda mungkin menyukai postingan ini

  •   Agung Jaka Nugraha CGP Angkatan 11 Kelas 179A KOTA PROBOLINGGO Tujuan Pembelajaran Khusus : CGP membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang di…
  •  Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber DayaBuatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan ‘Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya’ dan bagaimana And…
  • Kesimpulan dan Refleksi setelah Mempelajari Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik Setelah mempelajari Modul 2.3 tentang Coaching untuk Supervisi Akademik, saya mendapatka…
  • Pemetaan Aset/Sumber DayaAlhamdulillah, saya sangat bersyukur bisa mengikuti Pendidikan Guru Penggerak sampai dengan sekarang hampir di penghujung modul. Pada modul 3.2 ini memberi…
  • Tugas 1.4.j. Koneksi Antar Materi - Modul 1.4 Oleh : Agung Jaka Nugraha - CGP A-11 Kota Probolinggo Jawa Timur Tujuan Pembelajaran Khusus: …
  • PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN A. Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP dapat melakukan suatu analisis atas penerapan prose…

Posting Komentar