Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Test link

Aksi Nyata Modul 3.1

7 min read

Praktik Baik Aksi Nyata Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin.

Fasilitator : Dewi Quraisyin Shaleh
Pengajar Praktik : Hidayat Mu'arif

Tujuan Pembelajaran Khusus :

  • CGP dapat mempraktikkan proses pengambilan keputusan, paradigma, prinsip, dan pengujian keputusan di sekolah.
======================================================

Dalam pengalaman kita bekerja di institusi pendidikan, kita menyadari bahwa menghadapi dilema etika adalah tantangan yang berat dan tak terhindarkan. Dalam situasi semacam itu, sering kali muncul pertentangan antara nilai-nilai kebajikan yang mendasari, seperti kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab, dan penghormatan terhadap kehidupan.

Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan seperti di bawah ini:

1. Individu lawan Masyarakat (Individual vs Community)
Dilema yang muncul ketika kepentingan atau kebutuhan individu bertentangan dengan kebutuhan atau kepentingan kelompok atau masyarakat secara keseluruhan.
Contoh: Memberikan dispensasi kepada seorang siswa untuk tidak mengikuti ujian demi kenyamanan pribadi, meskipun kebijakan sekolah mengharuskan seluruh siswa mengikuti aturan yang sama.
2. Rasa Keadilan lawan Rasa Kasihan (Justice vs Mercy)
Ketegangan antara penerapan aturan secara tegas dan keadilan yang impersonal dengan keinginan untuk menunjukkan empati dan keringanan hukuman berdasarkan situasi tertentu.
Contoh: Memberi hukuman kepada siswa yang melanggar aturan disiplin, meskipun alasan pelanggaran tersebut disebabkan oleh kondisi keluarga yang sulit.
3. Kebenaran lawan Kesetiaan (Truth vs Loyalty)
Konflik antara keharusan untuk bersikap jujur dan mengungkapkan kebenaran dengan menjaga kesetiaan kepada seseorang atau institusi yang memiliki hubungan dekat atau kepercayaan.
Contoh: Melaporkan kesalahan seorang rekan kerja yang melanggar prosedur, walaupun tindakan tersebut bisa merusak hubungan baik dengannya.
4. Jangka Pendek lawan Jangka Panjang (Short Term vs Long Term)
Dilema yang terjadi ketika keputusan untuk mendapatkan hasil atau keuntungan segera bertentangan dengan tujuan atau manfaat yang lebih besar dalam jangka panjang.
Contoh: Memutuskan untuk mengadakan penggalangan dana cepat tanpa perencanaan matang, yang mungkin berdampak buruk pada reputasi sekolah di masa depan.

Tiga prinsip yang sering membantu dalam menghadapi pilihan-pilihan yang penuh tantangan (Kidder, 2009):
1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
Pendekatan ini berfokus pada tujuan akhir atau hasil yang ingin dicapai. Dalam konteks pengambilan keputusan, seseorang akan memilih tindakan yang menghasilkan manfaat terbesar atau hasil terbaik bagi kebanyakan orang. Ini sering disebut juga dengan prinsip utilitarianisme, yang mengutamakan kesejahteraan mayoritas.
2. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
Pendekatan ini lebih menekankan pada kepatuhan terhadap aturan atau norma yang sudah ada. Keputusan dibuat dengan mengikuti prinsip-prinsip atau hukum yang berlaku, tanpa mempertimbangkan konsekuensi atau hasil akhir. Fokus utamanya adalah untuk bertindak sesuai dengan standar moral yang telah ditetapkan.
3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
Pendekatan ini mengutamakan hubungan interpersonal dan perhatian terhadap kesejahteraan orang lain. Keputusan diambil dengan mempertimbangkan perasaan, kebutuhan, dan hak individu, serta dampak keputusan terhadap orang lain secara personal. Prinsip ini lebih mengedepankan empati dan rasa peduli terhadap sesama.

9 langkah pengujian untuk menguji ketepatan pengambilan keputusan
  1. Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan
  2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini
  3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini
  4. Pengujian benar atau salah
  5. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar
  6. Melakukan Prinsip Resolusi (Berdasarkan 3 prinsip dilema etika)
  7. Investigasi Opsi Trilema (Penyelesaian kreatif)
  8. Buat keputusan
  9. Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan

KASUS YANG TERJADI DAN ANALISIS KASUS

Deskripsi Kasus

Saya punya siswa bernama Rifki (nama samaran), siswa ini keluar dari area sekolah pada jam pelajaran untuk menemui neneknya yang sedang berjualan di depan pagar sekolah. Uang saku yang dia miliki habis, dan dia merasa perlu membeli jajanan dari neneknya.

Namun, tindakan ini melanggar aturan sekolah yang dengan tegas melarang siswa keluar dari area sekolah selama jam pelajaran. Aturan tersebut diterapkan untuk menjaga disiplin, keamanan, dan fokus siswa dalam belajar, serta untuk memastikan bahwa mereka tidak terganggu oleh kegiatan luar yang dapat mengalihkan perhatian mereka dari pendidikan.

Di sisi lain, siswa ini memiliki alasan yang cukup mendalam, yaitu kebutuhan untuk membeli jajanan karena masalah keuangan pribadi, yang mungkin berakar dari kurangnya perhatian dari orang tuanya yang tidak dapat memberikan uang saku yang cukup atau mengawasi kegiatan sehari-harinya dengan baik. Ditambah lagi neneknya sampai sekarang mempunyai masalah dengan sekolah terkait aturan tidak boleh keluar pagar sekolah selama jam sekolah yang mana hal tersebut mengakibatkan jualannya tidak laku.

Dilema etika muncul di sini karena guru harus memutuskan apakah akan menegakkan aturan yang jelas dari sekolah atau mempertimbangkan latar belakang anak yang membutuhkan perhatian lebih dan empati. Tindakan siswa ini bukanlah karena niat buruk atau pembangkangan terhadap aturan, tetapi lebih karena situasi yang mengharuskannya bertindak demikian, dengan kondisi keluarga yang tidak ideal sebagai latar belakangnya. Hal ini menimbulkan pertanyaan penting tentang bagaimana seharusnya aturan ditegakkan dalam konteks yang lebih manusiawi dan peduli terhadap kondisi individu siswa.

Paradigma yang digunakan

  • Justice (Keadilan): Aturan sekolah melarang siswa keluar dari area sekolah selama jam belajar, sehingga siswa yang melanggar harus diberikan sanksi untuk menegakkan kedisiplinan.
  • Mercy (Kasihan): Anak ini memiliki situasi yang kurang menguntungkan (orang tua kurang perhatian), dan tindakannya dilakukan karena alasan mendesak (kehabisan uang saku).

Prinsip yang mendasari Keputusan

  • Rule-Based Thinking: Aturan harus ditegakkan agar siswa memahami pentingnya kedisiplinan dan keamanan.
  • Care-Based Thinking: Guru perlu menunjukkan empati terhadap kondisi anak, memahami latar belakangnya, dan memberikan solusi yang mendidik.

Langkah Penyelesaian berdasarkan 9 langkah pengambilan keputusan

1. Mengenali nilai-nilai yang bertentangan
  • Kedisiplinan dan keamanan (aturan sekolah).
  • Empati terhadap kondisi anak yang membutuhkan perhatian lebih.
2. Menentukan siapa yang terlibat
Anak tersebut, neneknya, guru, kepala sekolah, dan siswa lainnya.

3. Mengumpulkan fakta
  • Anak memiliki alasan mendesak (uang saku habis).
  • Neneknya berjualan di luar pagar, membuatnya mudah tergoda untuk keluar.
  • Aturan sekolah jelas melarang siswa keluar pagar selama jam sekolah.4. 
4. Pengujian benar atau salah

Tindakan keluar pagar adalah pelanggaran aturan sekolah.

5. Pengujian paradigma benar vs benar

Menegakkan aturan (justice) vs. Memahami situasi khusus anak (mercy).

6. Melakukan prinsip resolusi
Menggunakan pendekatan kombinasi:
  • Rule-Based Thinking: Tetap memberikan teguran agar anak memahami aturan.
  • Care-Based Thinking: Sampaikan bahwa guru peduli terhadap kebutuhannya dan ingin mencarikan solusi.
7. Investigasi opsi trilema
  • Mengatur mekanisme agar siswa yang kehabisan uang saku bisa meminta bantuan ke sekolah (misalnya, kantin kredit atau dana darurat siswa).
  • Berkomunikasi dengan neneknya agar mendukung aturan sekolah dan tidak menjajakan dagangan untuk cucunya selama jam sekolah.
8. Membuat keputusan
  • Berikan teguran yang mendidik kepada anak dan sampaikan konsekuensi pelanggaran secara jelas.
  • Libatkan neneknya untuk memahami aturan sekolah dan mencari solusi bersama (misalnya, nenek hanya memberi cucunya bekal sebelum sekolah).
  • Pastikan anak merasa didukung oleh guru dan sekolah dalam menyelesaikan masalahnya.
9. Refleksi
Pengambilan keputusan sudah tepat, karena sudah dilakukan analisis 9 langkah pengambilan keputusan.

Demikian hasil Aksi Nyata dari modul 3.1, semoga menginspirasi. Salam guru Penggerak!

Guru SD, Dinas Pendidikan & Kebudayaan Kota Probolinggo

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Kesimpulan dan Refleksi setelah Mempelajari Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik Setelah mempelajari Modul 2.3 tentang Coaching untuk Supervisi Akademik, saya mendapatka…
  • Pemetaan Aset/Sumber DayaAlhamdulillah, saya sangat bersyukur bisa mengikuti Pendidikan Guru Penggerak sampai dengan sekarang hampir di penghujung modul. Pada modul 3.2 ini memberi…
  •   Agung Jaka Nugraha CGP Angkatan 11 Kelas 179A KOTA PROBOLINGGO Tujuan Pembelajaran Khusus : CGP membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang di…
  • Tugas 1.4.j. Koneksi Antar Materi - Modul 1.4 Oleh : Agung Jaka Nugraha - CGP A-11 Kota Probolinggo Jawa Timur Tujuan Pembelajaran Khusus: …
  • PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN A. Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP dapat melakukan suatu analisis atas penerapan prose…
  •  Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber DayaBuatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan ‘Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya’ dan bagaimana And…

Posting Komentar