Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Test link

Kembalinya Ujian Nasional: "Pendidikan atau Perlombaan?" by Itje Chodidjah

Podcast Polemik Pemberlakuan kembali Ujian Nasional

Dalam dunia pendidikan, perdebatan tentang keberlanjutan Ujian Nasional kembali memanas. Ada yang mendukung kembalinya ujian ini sebagai standar evaluasi yang seragam, sementara yang lain menganggap bahwa penilaian semacam itu tidak relevan lagi dengan kebutuhan pembelajaran masa kini.

Bagaimana pendapat Dr. Itje Chodidjah, M.A.?

Itje adalah pakar dalam pengajaran bahasa Inggris untuk anak-anak, dikenal karena pendekatan inovatifnya dalam metode pengajaran. Dengan latar belakang akademis yang kuat dan pengalaman luas di dunia pendidikan, ia menginspirasi pendidik dan mahasiswa untuk mengembangkan metode pembelajaran bahasa Inggris yang lebih menarik dan efektif. Sepanjang karirnya di bidang pendidikan, beliau mengembangkan berbagai keahlian, antara lain dalam pengembangan profesional, pengembangan kurikulum, dan kepemimpinan pendidikan. Saat ini beliau menjadi Ketua Dewan Pakar Di PSPK (Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan Pendidikan).

Pada video di bawah membahas perdebatan mengenai pengembalian Ujian Nasional (UN). Nisa, direktur eksekutif PSPK, mendiskusikan isu ini dengan Ibu Khadijah, seorang tokoh pendidikan yang telah lama mengkritisi UN.

Ringkasan

Diskusi terkait kemungkinan kembalinya Ujian Nasional (UN) kembali mencuat, membawa keprihatinan dari sejumlah tokoh pendidikan, termasuk Ibu Khadijah, yang selama ini vokal menolak UN. Menurutnya, UN berpotensi menciptakan ketimpangan dan persaingan di dunia pendidikan, tanpa mempertimbangkan kondisi beragam sekolah dan latar belakang siswa. “UN hanya mengukur pengetahuan dan mengabaikan kompetensi serta karakter siswa,” ungkap Ibu Khadijah, seraya menekankan dampak negatif UN bagi siswa yang kurang mampu secara ekonomi.

Selama 15 tahun terakhir, Ibu Khadijah bersama sejumlah aktivis pendidikan gencar menyuarakan penolakan terhadap UN melalui aksi dan tulisan. Kritik utama mereka berfokus pada metode UN yang cenderung menekankan hafalan, sementara pendidikan seharusnya lebih menekankan pengembangan kompetensi, karakter tangguh, dan kemampuan kolaboratif pada siswa.

Ibu Khadijah dan aktivis lain menyampaikan pandangan juga menyoroti dampak psikologis dari UN, termasuk tekanan mental dan rasa takut yang sering kali mendorong siswa pada praktik kecurangan untuk memenuhi target kelulusan. Kritik juga dilontarkan terkait fenomena bimbingan belajar khusus UN, yang dinilai mengubah tujuan pembelajaran menjadi sekadar persiapan menghadapi ujian akhir.

Dalam perbandingan dengan Asesmen Nasional, UN dinilai fokus pada penilaian individu, sementara asesmen nasional lebih menekankan evaluasi sekolah. Fokus asesmen nasional lebih holistik, bertujuan membangun kemampuan dan perkembangan akademis siswa di setiap sekolah.

Ibu Khadijah juga menyampaikan bahwa dunia pendidikan memerlukan perubahan, termasuk pemanfaatan teknologi untuk mengembangkan metode asesmen yang lebih tepat. Hal ini diharapkan dapat membantu menciptakan siswa yang berkualitas dan berkarakter tanpa tekanan berlebih, serta mengurangi potensi kecurangan yang kerap muncul dalam sistem UN.

Guru SD, Dinas Pendidikan & Kebudayaan Kota Probolinggo

Posting Komentar

© Agung Blog's. All rights reserved. Premium By Raushan Design