Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Test link

Koneksi Antar Materi - Modul 3.2

8 min read

 

Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya

Buatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan ‘Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya’ dan bagaimana Anda bisa mengimplementasikannya di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah.

Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya adalah seorang pemimpin yang mampu memaksimalkan semua aset yang ada di ekosistem sekolah, baik yang terlihat maupun tidak terlihat, untuk kepentingan pembelajaran murid. Pemimpin ini menggunakan pendekatan berbasis aset (asset-based approach) yang berfokus pada kekuatan dan potensi yang ada, bukan pada kekurangan. 

Implementasi di kelas.

  1. Identifikasi dan manfaatkan aset murid : Kenali bakat, minat, dan pengetahuan setiap murid dan libatkan mereka dalam proses belajar mengajar. Misalnya, seorang murid yang pandai menggambar dapat membantu membuat visualisasi materi pelajaran.
  2. Gunakan sumber belajar alternatif :  Manfaatkan lingkungan sekitar kelas sebagai sumber belajar. Misalnya, taman sekolah dapat digunakan untuk belajar tentang tumbuhan, atau pasar tradisional untuk belajar tentang ekonomi.
  3. Ciptakan suasana belajar yang positif : Dorong kolaborasi dan komunikasi yang terbuka di kelas. Apresiasi setiap usaha dan keberhasilan murid.

Implementasi di sekolah

  • Petakan aset sekolah : Lakukan identifikasi dan pemetaan terhadap tujuh modal utama yang dimiliki sekolah (manusia, sosial, politik, agama dan budaya, fisik, lingkungan/alam, dan finansial). Libatkan seluruh warga sekolah dalam proses ini.
  • Bangun kolaborasi : Dorong kerja sama antar guru, staf, dan murid dalam merencanakan dan melaksanakan program sekolah. Libatkan orang tua dan masyarakat sekitar dalam kegiatan sekolah.
  • Fokus pada kekuatan : Kembangkan program sekolah berdasarkan aset yang dimiliki, bukan pada kekurangan. Misalnya, sekolah yang memiliki modal budaya yang kuat dapat mengembangkan program ekstrakurikuler seni dan budaya.

Implementasi di masyarakat

  1. Jalin kemitraan : Bangun hubungan yang baik dengan tokoh masyarakat, lembaga, dan organisasi di sekitar sekolah. Manfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat untuk mendukung program sekolah.
  2. Libatkan masyarakat : Ajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan sekolah, seperti menjadi narasumber, mentor, atau donatur.
  3. Berbagi sumber daya : Fasilitasi penggunaan aset sekolah oleh masyarakat. Misalnya, lapangan sekolah dapat digunakan untuk kegiatan olahraga masyarakat.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya, sekolah dapat menciptakan lingkungan belajar yang positif, kreatif, dan memberdayakan bagi semua warga sekolah.

Contoh :

  • Sekolah yang berada di dekat pantai dapat memanfaatkan modal lingkungan/alam dengan mengembangkan program pembelajaran tentang kelautan.
  • Sekolah yang memiliki banyak guru dengan keahlian di bidang teknologi dapat memanfaatkan modal manusia dengan menyelenggarakan pelatihan teknologi untuk masyarakat.

Pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas karena:

  1. Meningkatkan motivasi dan keterlibatan murid dalam pembelajaran.
  2. Memperkaya sumber belajar dan pengalaman belajar murid.
  3. Membangun rasa kepemilikan dan tanggung jawab terhadap sekolah. 

Keterkaitan dengan modul lain.

  • Modul 1.3 (Visi Guru Penggerak)**: Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya harus memiliki visi yang jelas tentang sekolah yang ingin diwujudkan.
  • Modul 3.3 (Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid)**: Pemetaan aset yang dilakukan dalam modul ini akan menjadi dasar untuk mengembangkan program sekolah yang berdampak pada murid.

Perubahan setelah mengikuti modul

Modul ini membuka wawasan tentang pentingnya melihat sumber daya sebagai aset dan kekuatan, bukan sebagai kekurangan. Hal ini mengubah cara pandang dalam mengelola sekolah dan mengembangkan pembelajaran.

Jelaskan dan berikan contoh bagaimana hubungan pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas.

Pengelolaan sumber daya yang tepat memiliki hubungan yang erat dengan peningkatan kualitas proses pembelajaran murid. Ketika sumber daya yang ada di ekosistem sekolah termasuk tujuh modal utama dikelola dengan efektif dan efisien, sekolah dapat menciptakan lingkungan belajar yang positif, kreatif, dan memberdayakan bagi semua warga sekolah. Hal ini pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran murid.

Contoh bagaimana hubungan pengelolaan sumber daya yang tepat dapat membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas:

1. Meningkatkan Motivasi dan Keterlibatan Murid

  • Pemanfaatan Aset Murid : Melibatkan murid dalam proses pembelajaran berdasarkan bakat, minat, dan pengetahuannya akan meningkatkan motivasi dan keterlibatan mereka. 
Contoh : Murid yang pandai menggambar dapat membuat materi visual untuk presentasi. Sekolah dapat memfasilitasi kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan minat dan bakat murid.
  • Lingkungan Belajar yang Positif : Pengelolaan sumber daya yang baik dapat menciptakan suasana belajar yang nyaman, aman, dan menyenangkan. Hal ini akan membuat murid merasa lebih dihargai dan termotivasi untuk belajar. 
Contoh : Sekolah dapat menata ruang kelas dengan memperhatikan pencahayaan dan sirkulasi udara yang baik. Sekolah juga dapat menyediakan fasilitas pendukung pembelajaran yang memadai, seperti perpustakaan dan laboratorium.

2. Memperkaya Sumber Belajar dan Pengalaman Belajar Murid

  • Sumber Belajar Alternatif :  Sekolah dapat memanfaatkan sumber daya yang ada di lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, sehingga memperkaya pengalaman belajar murid. 
Contoh : Sekolah di dekat pantai dapat memanfaatkan modal lingkungan/alam dengan mengembangkan program pembelajaran tentang kelautan.  
  • Kolaborasi dengan Pihak Eksternal :  Kerja sama dengan berbagai pihak, seperti tokoh masyarakat, lembaga, dan organisasi di sekitar sekolah, dapat memberikan akses terhadap sumber belajar dan pengalaman belajar yang lebih luas bagi murid. 
Contoh : Sekolah dapat mengundang narasumber dari berbagai profesi untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan dengan murid.

3. Membangun Rasa Kepemilikan dan Tanggung Jawab terhadap Sekolah

  • Keterlibatan dalam Perencanaan :  Melibatkan warga sekolah, termasuk murid, dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan terkait pengelolaan sumber daya akan menumbuhkan rasa kepemilikan dan tanggung jawab mereka terhadap sekolah. 
Contoh :  Sekolah dapat melibatkan murid dalam perencanaan kegiatan ekstrakurikuler atau dalam pengambilan keputusan terkait penggunaan dana sekolah untuk kegiatan tertentu.
  • Pemanfaatan Aset Sekolah untuk Kegiatan Positif : Sekolah dapat memfasilitasi penggunaan aset sekolah, seperti lapangan olahraga atau ruang kelas, untuk kegiatan positif yang melibatkan murid dan masyarakat, sehingga memperkuat ikatan dan rasa tanggung jawab bersama.

Kesimpulan

Pengelolaan sumber daya yang tepat, yang berfokus pada kekuatan dan potensi yang ada, merupakan kunci untuk menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas dan berdampak positif pada murid. Pendekatan berbasis aset (asset-based approach) harus menjadi landasan dalam mengelola sumber daya sekolah. Identifikasi dan pemetaan aset sekolah, termasuk tujuh modal utama, harus dilakukan secara kolaboratif dengan melibatkan seluruh warga sekolah. Pemanfaatan sumber daya harus diarahkan untuk mencapai visi dan tujuan sekolah, serta untuk meningkatkan kualitas pembelajaran murid.

Berikan beberapa contoh bagaimana materi ini juga berhubungan dengan modul lainnya yang Anda dapatkan sebelumnya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak.

Modul 1.1. Filosofi Pendidikan Nasional – Ki Hadjar Dewantara

Ki Hadjar Dewantara menekankan bahwa pendidikan adalah proses yang mengarahkan semua kekuatan dan potensi yang dimiliki anak-anak untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Dalam hal ini, peran guru sebagai pemimpin pembelajaran sangat penting, karena mereka harus menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan mendukung siswa. Siswa bukanlah individu yang kosong, melainkan memiliki potensi yang beragam. Tugas kita sebagai guru adalah untuk membimbing dan mengembangkan potensi tersebut.

Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak

Guru sebagai pendidik merupakan salah satu dari tujuh modal utama, yaitu modal manusia. Sebagai pemimpin pembelajaran, guru memiliki nilai dan peran yang sangat krusial dalam proses belajar mengajar di kelas. Oleh karena itu, nilai-nilai seperti kemandirian, kolaborasi, refleksi, inovasi, dan perhatian terhadap siswa harus dijadikan dasar dalam menciptakan pembelajar yang sesuai dengan profil pelajar Pancasila.

Modul 1.3 Visi Guru Penggerak

Guru sebagai pemimpin pembelajaran perlu memiliki visi guru penggerak yang berlandaskan Inkuiri Apresiatif (IA) melalui alur BAGJA. Konsep ini juga dapat diterapkan dalam pengelolaan sumber daya yang tersedia di sekolah. Inkuiri Apresiatif adalah sebuah filosofi dan landasan berpikir yang menekankan upaya kolaboratif untuk menemukan aspek positif dalam diri individu, organisasi, dan lingkungan sekitar, baik yang berkaitan dengan masa lalu, masa kini, maupun masa depan.

Modul 1.4 Budaya Positif

Salah satu kekuatan yang dimiliki adalah modal agama dan budaya. Budaya positif di sekolah adalah budaya yang membantu perkembangan siswa. Tujuannya adalah untuk membentuk siswa menjadi manusia yang baik dengan cara menerapkan disiplin yang positif, memberi motivasi untuk perilaku yang baik melalui hukuman dan penghargaan, serta menciptakan keyakinan dalam lingkungan sekolah atau kelas. Semua ini bertujuan untuk menghasilkan siswa yang memiliki karakter yang kuat di masa depan.

Modul 2.1 Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Murid (Berdiferensiasi)

Pembelajaran berdiferensiasi adalah pendekatan yang sangat mendukung siswa dengan cara memetakan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar yang berbeda-beda sesuai dengan keunikan masing-masing siswa. Sebelum melakukan pembelajaran berdiferensiasi, guru perlu terlebih dahulu memahami minat belajar siswa melalui pemetaan.

Modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional

Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) adalah strategi yang digunakan oleh seorang pemimpin pembelajaran untuk mendorong kerja sama di seluruh komunitas sekolah. Fokusnya adalah pada pengembangan keterampilan dan pengelolaan aspek-aspek sosial dan emosional.

Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik

Coaching adalah strategi yang digunakan oleh seorang pemimpin pembelajaran untuk membantu anak mengembangkan kekuatan diri mereka. Dalam proses ini, pemimpin membimbing dan mendampingi anak untuk menggali dan memaksimalkan potensi yang mereka miliki. Melalui coaching, anak-anak diberi kesempatan untuk berkembang dan mengeksplorasi cara berpikir mereka, sementara coach berperan sebagai pendukung yang membantu mengembangkan kekuatan dan potensi anak sebagai lawan bicara.

Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berdasarkan Nilai-nilai Kebajikan Seorang Pemimpin

Sebagai pemimpin pembelajaran, seseorang akan selalu dihadapkan pada dua situasi: dilema etika dan bujukan moral saat membuat keputusan. Dalam pengambilan keputusan yang baik, diharapkan pemimpin dapat mengutamakan pilihan yang memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat. Hal ini dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah pengambilan keputusan berdasarkan empat paradigma, tiga prinsip, dan sembilan langkah untuk membuat dan menguji keputusan.

Ceritakan pula bagaimana hubungan antara sebelum dan sesudah Anda mengikuti modul ini, serta pemikiran apa yang sudah berubah di diri Anda setelah Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul ini.

Sebelum mempelajari modul 3.2 tentang Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya, proses pengelolaan kelas atau pengambilan keputusan sering kali hanya berfokus pada kekurangan atau masalah. Ini bisa menyebabkan perasaan pesimis, keraguan, dan pikiran negatif, yang akhirnya bisa berujung pada kegagalan. Namun, setelah mempelajari modul ini, pandangan dan pola pikir tentang pemimpin pembelajaran dalam mengelola sumber daya menjadi berubah. Ternyata, seorang pemimpin seharusnya selalu mengutamakan pola pikir yang berbasis kekuatan atau aset yang dimiliki. Dengan cara ini, kita dapat berpikir lebih positif dan optimis, serta memanfaatkan dan memberdayakan sumber daya yang ada di sekolah dan lingkungan sekitar.
Guru SD, Dinas Pendidikan & Kebudayaan Kota Probolinggo

Anda mungkin menyukai postingan ini

  •   Agung Jaka Nugraha CGP Angkatan 11 Kelas 179A KOTA PROBOLINGGO Tujuan Pembelajaran Khusus : CGP membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang di…
  • Pemetaan Aset/Sumber DayaAlhamdulillah, saya sangat bersyukur bisa mengikuti Pendidikan Guru Penggerak sampai dengan sekarang hampir di penghujung modul. Pada modul 3.2 ini memberi…
  •  Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber DayaBuatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan ‘Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya’ dan bagaimana And…
  • Pada Modul 3.1 ini membahas tentang Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Ssebagai Pemimpin. Pada tahapan alur MERDEKA saya me-Mulai dari diri, belajar mandiri denga…
  • PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN A. Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP dapat melakukan suatu analisis atas penerapan prose…
  • Praktik Baik Aksi Nyata Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin. Fasilitator : Dewi Quraisyin Shaleh Pengajar Praktik : Hidayat M…

Posting Komentar