Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Test link

Koneksi Antar Materi Modul 2.3 - Coaching Supervisi Akademik

5 min read

Kesimpulan dan Refleksi setelah Mempelajari Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik

Setelah mempelajari Modul 2.3 tentang Coaching untuk Supervisi Akademik, saya mendapatkan wawasan baru tentang pentingnya peran seorang coach dalam mendukung peningkatan kualitas pembelajaran. Saya belajar bahwa coaching bukan hanya sekedar memberikan arahan, melainkan juga membantu guru (coachee) menemukan potensi dan solusi mereka sendiri melalui proses yang kolaboratif dan reflektif. Dalam modul ini, saya mendalami prinsip coaching, seperti kemitraan, proses kreatif, dan memaksimalkan potensi, serta keterampilan inti seperti kehadiran penuh, mendengarkan aktif, dan mengajukan pertanyaan berbobot. Salah satu yang menonjol adalah konsep mendengarkan dengan RASA (Receive, Appreciate, Summarize, Ask), yang sangat berguna untuk mengarahkan coachee ke solusi yang mereka butuhkan.

Emosi yang Dirasakan Selama Pembelajaran
Sepanjang proses belajar, saya merasa antusias karena menyadari bahwa coaching memberikan cara yang lebih efektif untuk membimbing guru tanpa harus memberikan jawaban secara langsung. Namun, ada momen-momen ketika saya merasa tertantang, terutama saat berusaha menguasai teknik mengajukan pertanyaan yang tepat dan tidak mengarahkan coachee dengan asumsi pribadi. Ini memotivasi saya untuk lebih banyak berlatih dan terus belajar.

Keterlibatan dalam Proses Belajar
Saya merasa keterlibatan saya dalam proses belajar sudah cukup baik, terutama dalam diskusi kelompok dan latihan triad coaching. Saya banyak belajar dari rekan-rekan CGP yang memberikan masukan berharga selama sesi latihan. Salah satu hal yang berjalan dengan baik adalah kolaborasi kami dalam mengasah keterampilan coaching dengan saling memberikan umpan balik yang konstruktif. Saya juga berhasil meningkatkan pemahaman tentang pentingnya kehadiran penuh saat mendengarkan coachee, yang membantu saya membangun koneksi yang lebih baik.

Hal yang Perlu Diperbaiki
Namun, ada beberapa hal yang perlu saya perbaiki. Terkadang, saya secara tidak sadar masih membawa asumsi pribadi atau pengalaman saya saat coaching, yang seharusnya saya hindari. Saya juga perlu lebih terampil dalam merumuskan pertanyaan terbuka yang berbobot agar dapat menggali lebih dalam pikiran coachee tanpa mengarahkan mereka. Selain itu, saya ingin lebih konsisten hadir sepenuhnya selama sesi coaching, karena keterlibatan emosional yang kuat membantu membangun rasa percaya coachee dan membuat mereka lebih terbuka.

Keterkaitan Coaching dengan Pembelajaran Berdiferensiasi dan Sosial-Emosional

Sebagai coach di sekolah, peran saya sangat erat dengan pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial-emosional, dua topik yang sebelumnya dipelajari di Modul 2.1 dan 2.2. Dalam pembelajaran berdiferensiasi, setiap siswa memiliki kebutuhan, gaya belajar, dan potensi yang berbeda. Coaching memberikan cara untuk membantu guru merancang pembelajaran yang dapat mengakomodasi keragaman tersebut. Saya dapat memfasilitasi guru dalam mengeksplorasi pendekatan-pendekatan kreatif untuk memenuhi kebutuhan siswa yang berbeda, seperti memberikan variasi metode pengajaran atau menyesuaikan tugas-tugas sesuai dengan kemampuan siswa.

Di sisi lain, keterampilan coaching juga sangat berkaitan dengan pembelajaran sosial-emosional (PSE). Coaching melatih kita untuk lebih peka dan empatik terhadap emosi serta kebutuhan sosial siswa. Dalam hal ini, saya bisa membimbing guru untuk tidak hanya fokus pada capaian akademik siswa, tetapi juga memastikan bahwa kesejahteraan emosional mereka terjaga. Dengan mendengarkan secara aktif dan menunjukkan empati, guru bisa menciptakan lingkungan belajar yang mendukung kesehatan mental siswa, yang pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar mereka.

Keterkaitan Coaching dengan Kompetensi Pemimpin Pembelajaran

Keterampilan coaching berperan penting dalam pengembangan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran. Seorang pemimpin pembelajaran yang efektif tidak hanya mengarahkan guru, tetapi juga mendukung mereka untuk menemukan solusi sendiri dan tumbuh secara profesional. Keterampilan coaching memungkinkan saya untuk memberikan bimbingan yang lebih memberdayakan, di mana saya dapat membantu guru menemukan potensi mereka dan memperbaiki praktik pengajaran secara mandiri.

Coaching juga menciptakan kolaborasi yang kuat antara pemimpin pembelajaran dan guru. Dengan mendengarkan aktif dan bertanya dengan tepat, saya bisa membangun hubungan yang lebih setara dan mendukung, di mana guru merasa didengar dan dihargai. Keterampilan ini membantu saya menciptakan iklim kerja yang kolaboratif dan saling mendukung, yang sangat penting dalam memajukan kualitas pembelajaran di sekolah.

Selain itu, coaching membantu saya menjadi pemimpin yang lebih peka dan empatik, yang dapat mengenali tantangan yang dihadapi guru dan membantu mereka menemukan solusi yang relevan. Coaching juga mengembangkan kemampuan saya untuk mendengarkan secara aktif, yang penting untuk memberikan umpan balik yang konstruktif dan tepat sasaran. Dengan demikian, keterampilan coaching tidak hanya meningkatkan kompetensi saya sebagai pemimpin pembelajaran, tetapi juga memperkuat budaya belajar yang kolaboratif dan berpusat pada pengembangan potensi guru.

Analisis dan Implementasi di Sekolah Dasar

Dalam konteks sekolah dasar, penerapan coaching memiliki banyak tantangan, terutama karena latar belakang guru yang berbeda-beda dan kebutuhan siswa yang sangat bervariasi. Salah satu tantangan yang saya identifikasi adalah bagaimana mengajak guru untuk lebih terbuka dan mau mengeksplorasi metode-metode baru, terutama dalam pembelajaran berdiferensiasi. Guru terkadang merasa khawatir bahwa strategi baru yang diterapkan mungkin tidak efektif atau terlalu rumit.

Untuk menghadapi tantangan ini, saya dapat menggunakan keterampilan coaching untuk membangun rasa percaya diri guru. Dengan menggali pertanyaan yang tepat dan mendengarkan pengalaman mereka, saya bisa membantu mereka melihat potensi metode baru tanpa merasa dipaksa. Saya juga bisa memberikan contoh-contoh nyata tentang bagaimana pembelajaran berdiferensiasi dan sosial-emosional telah berhasil di sekolah lain, untuk memberikan motivasi lebih lanjut.

Alternatif Solusi:
Salah satu solusi yang bisa saya terapkan adalah membuat kelompok belajar atau komunitas guru yang fokus pada pembelajaran berdiferensiasi dan sosial-emosional. Dalam kelompok ini, guru dapat berbagi pengalaman, tantangan, dan ide-ide baru. Saya juga bisa melakukan sesi coaching secara individual untuk guru yang membutuhkan dukungan lebih dalam mengimplementasikan perubahan tersebut.

Keterhubungan dengan Pengalaman Sebelumnya

Pengalaman saya sebelumnya dalam melakukan supervisi dan observasi kelas memberikan wawasan berharga dalam memahami pentingnya coaching. Selama ini, supervisi sering kali dilakukan dengan cara yang lebih "instruktif" atau langsung mengarahkan guru. Namun, setelah mempelajari coaching, saya menyadari bahwa pendekatan yang lebih reflektif dan memberdayakan jauh lebih efektif. Pengalaman coaching ini juga membantu saya membangun hubungan yang lebih baik dengan guru-guru di sekolah, karena mereka merasa didengar dan dihargai.

Setelah mempelajari modul 2.3 ini, saya merasa lebih percaya diri dan optimis dalam menerapkan coaching sebagai bagian dari supervisi akademik di sekolah. Keterampilan coaching membantu saya dalam mengembangkan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran yang lebih memberdayakan dan kolaboratif. Dengan menerapkan coaching, saya bisa mendukung guru dalam merancang pembelajaran berdiferensiasi dan menciptakan lingkungan belajar yang mendukung kesehatan sosial-emosional siswa. Tantangan yang ada dapat diatasi dengan membangun komunitas belajar dan memberikan dukungan melalui sesi coaching, sehingga guru dapat terus berkembang dan memberikan yang terbaik bagi siswa.

Salam Guru Penggerak!
Tergerak, Bergerak, Menggerakkan!

Guru SD, Dinas Pendidikan & Kebudayaan Kota Probolinggo

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN A. Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP dapat melakukan suatu analisis atas penerapan prose…
  •  Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber DayaBuatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan ‘Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya’ dan bagaimana And…
  • Kesimpulan dan Refleksi setelah Mempelajari Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik Setelah mempelajari Modul 2.3 tentang Coaching untuk Supervisi Akademik, saya mendapatka…
  •   Agung Jaka Nugraha CGP Angkatan 11 Kelas 179A KOTA PROBOLINGGO Tujuan Pembelajaran Khusus : CGP membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang di…
  • Pemetaan Aset/Sumber DayaAlhamdulillah, saya sangat bersyukur bisa mengikuti Pendidikan Guru Penggerak sampai dengan sekarang hampir di penghujung modul. Pada modul 3.2 ini memberi…
  • Tugas 1.4.j. Koneksi Antar Materi - Modul 1.4 Oleh : Agung Jaka Nugraha - CGP A-11 Kota Probolinggo Jawa Timur Tujuan Pembelajaran Khusus: …

Posting Komentar